Sabtu, 12 Desember 2015

Tafsir Hadits



Bissmillahirohmanirohim
قل هو الله احد.الله ااصمد ,لم يلد ولم يولد ,ولم يكن له كفوا احد ,
Ayat diatas mengatakan katakanlah : katakanlah , wahai Nnabi Muhammad, kepada yang bertanya kepadamu bahkan siapapun bahwa Dia Yang Wajib  wujud-Nya dan yang berhak disembah adalah Allah Tuhan yang maha esa.
Kata ( قل  ) qul/katakanlah membuktikan bahwa Nabi Muhammad saw. Menyampaikan segala sesuatu diterimanya dari ayat-ayat al-qur’an yang disampaikan oleh Malaikat Jibril as.
Seandainya ada sesuatu yang disembunyikan atau tidak disampaikan, yang paling wajar untuk itu adalah semacam kata qul ini.
Kata( هو ) huwa/biasa diterjemahkan Dia. Berfungsi untuk menunjukan betapa penting kandungan reaksi berikutnya, yakni : Allah Ahad. Kata ( هو) Huwa disini dinamai dhamir asy-sya’n atau al-qishshah atau Al-hal. Menurut Mutawalli asy-Sya’rawi, allah adalah gaib, tetapi kegaiban-Nya itu mencapai tingkat syahadatl nyata melalui ciptaan-Nya. Dengan demikian jika anda berkata Huwa/Dia, ketika itu juga anda bagaikan berkata bahwa al-Hal (keadaan) yang sebenarnya adalah Allah Maha Esa. Kata Huwa disini menunjukan Allah gaib, Dia gaib karena Dia Cahaya, dengan cahaya anda melihat sesuatu , tetapi dia sendiri tidak dilihat sampai ada cahaya yang melebihi-Nya, Allah maha wajar jika kita tidak melihatnya. Seandainya dia terlihat, hakikatnya diketahui dan Dia terjangkau maka Dia tidak wajar lagi dipertuhan.para tafsir al-qasimi, memahami kata ( هو) Huwa berfungsi sebagai menekannkan kebenaran , yakni apa yang disampaikan itu merupakan berita yang benar dan yang haq dan didukung oleh bukti-bukti yang tidak diragukan.
Kata ( الله ) Allah adalah nama bagi suatu Wujud Mutlak, yang berhak disembah, pencipta, pemelihara, dan pengatur seluruh jagat raya.
Ada yang mengatakan bahwa ia adalah nama yang tidak terampil dari satu akar kata tertentu, dan ada juga yang menyatakan bahwa ia terampil dari kata  ( اله ) aliha yang brerarti mengherankan, menakjubkan. Karena setiap perbuatan-Nya menakjubkan, dan ada juga yang berpendapat bahwa kata ilah terambil dari akar kata yang berarti ditaati karena Allah atau Tuhan selalu ditaati.
Kata (  احد )ahad/esa terambil dari akar kata (وحدة ) wahdah/kesatuan seperti juga kata      wahid yang berarti satu. Kata (  احد  )ahad bisa berfungsi sebagai nama dan bisa juga sebagai sifat bagi sesuatu. Kata ( احد )ahad berfungsi sebagai nama sifat Allah yang artinya bahwa Allah memiliki sifat tersendiri yang tidak memiliki oleh selain-Nya.
Allah memang disifati juga dengan kata Wahid seperti antara lain dalam firman-Nya
والهكم اله واحد لااله الا هوالرحمن الرحيم
Tuhanmu adalah tuhan yang wahid, tiada tuhan selain Dia, Dia yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’’
                                                                                                Q.S al-Baqarah 163
Wahid pada ayat al-baqarah itu menunjukan kepada keesaan zat-Nya disertai dengan keragaman sifat-sifat-Nya.
Kata  ( الصمد  ) ash-shamad terambil dari kata kerja ( صمد ) shamad yang berarti menuju, ash-shamad adalah kata jadian yang berarti yang dituju. Kata ( الصمد)  ash-shamad berbentuk ma’rifah (definite) yakni dihiasi oleh alif dan lam berbeda dengan ahad berbentuk nakirah (indefinite). Menurut ibn Taimiah, karena kata ahad tidak digunakan kedudukannya sebagai sifat (adjektif) kecuali terhadap Allah sehingga disini tidak perlu dihiasi dengan alif dan lam berbeda dengan kata ash-shamad yang digunakan terhadap Allah, manusia atau apapun.
Kata ( يلد ) yalid/beranak  ( يولد ) yulad/dipergunakan terampil dari kata ( ولد  ) walada yang digunakan al-qur’an/menggambarkan hubungan keturunan sehingga kata  (ولد ) walid, misalnya, berarti ayah dan yang dimaksud adalah ayah kandung, (ولد )  walad adalah anak kandung, ( والدة )  walidah adalah ibu kandung, ini berbeda dengan kata ( اب ) ab yang bisa berarti ayah kandung atau ayah angkat. Beranak atau diperanakan menjadikan adanya sesuatu yang keluar darinya dan ini mengantar kepada terbaginya zat Tuhan, bertentangan dengan arti ahad serta bertentangan dengan hakikat dan sifat-sifat Allah. Anak dibutuhkan oleh mahluk berakal untuk melanjutkan eksitensinya atau untuk membantunya, sedang tuhan kekal selama-lamanya dan tidak memerlukan bantuan.
Kata  ( لمlam digunakan untuk menafikan sesuatu yang telah lalu,  yang dinafikan terlebih dahulu adalah lam yalid/tidak beranak baru lam yulad/Tidak diperanakan. Ayat ini menafikan segala macam kepercayaan menyangkut adanya anak atau ayah bagi Allah swt, baik yang dianut oleh kaum musyrikin, orang-orang Yahudi, Nasrani, Majusi, atau sementara filosof, baik anak tersebut berbentuk manusia atau tidak. Tidak ada satupun, baik dalam imajinasi, apalagi dalam kenyataan, yang setara dengan-Nya dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya.
Kata  ( كفوا ) kufuwan terambil dari kata ( كفؤ )  kufu, yakni sama, sementara para ulam memahami kata ini dalam arti istri,
وانه تعلى جد ربنا مااتخد صحبة ولاولدا
‘’dan bahwasannya Maha tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (Pula) beranak’’                                                                               Q.S al-jinn: 3
Banyak ulama memahami ayat diatas sebagai menafikan adanya sesuatu apapun serupa dengan-Nya. Ayat ini menafikan hal tersebut sehingga, dengan demikian, ayat terakhir ini menafikan segala macam kemusyrikan terhadap Allah swt.
Dengan demikian surah al-ikhlash menetapkan keesaan Allah secara murni dan menafikan segala macam kemusyrikan terhadap-Nya. Wajar jika Rosul saw. Menilai surah ini sebagai “Sepertiga Al-Qur’an”  (HR.Malik, Bukhari dan Muslim).
Dalam arti makna yang dikandungnya memuat keseluruhan Al-qur’an mengandung akidah, syariat, dan ahlak, sedang surah ini adalah puncak akidah. Maha benar Allah dalam segala firman-Nya. Wa Allah A’alam.



1 komentar:

  1. youtube - Videoslots.cc - YouTube
    youtube › youtube-dl › youtube-dl Videoslots.cc youtube Videolots.cc youtube. Youtube: YouTube Video Slots. YouTube: YouTube Video Slots. YouTube: YouTube Video Slots. YouTube: YouTube Video youtube downloader Slots. youtube. YouTube: Video Slots.

    BalasHapus